Magetan – Sebagian wilayah di Indonesia mengalami fenomena yang disebut Bediding atau dingin.
Tak terkecuali di Magetan. Di pagi hari, meskipun matahari bersinar panas, namun angin membawa hawa dingin. Suhu yang dingin terjadi ekstrem pada dini hari.
Dari pantauan prediksi cuaca di BMKG, pada 20 Juli nanti, suhu di Plaosan bisa mencapai 16 derajat pada pukul 04.00 pagi. Suhu ini sama dengan rata-rata suhu di sebagian negara Eropa, seperti Estonia, Spanyol, dan Afrika Selatan.
Masih dari BMKG, siang hari di Plaosan pada tanggal itu, suhu paling panas pada pukul 13.00 hanya 28 derajat Celcius.
Menurut BMKG, bediding adalah kondisi ketika suhu udara terasa jauh lebih dingin dari biasanya, khususnya pada malam hingga pagi hari di musim kemarau.
Fenomena bediding biasanya terjadi di daerah pegunungan dan dataran tinggi.
Secara meteorologis, Bediding disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya langit cerah tanpa tutupan awan yang menyebabkan panas dari permukaan bumi cepat lepas ke atmosfer.
Selain itu, kelembapan udara yang rendah saat kemarau mengurangi “selimut alami” yang menahan panas, memperkuat efek pendinginan menjelang pagi.
BMKG memperkirakan bediding akan berlangsung sampai September 2025. (far/mk)





