Senin, 21 April 2025

Ceria dan Berdaya, Festival Literasi 2024 Disperpusip Jatim di Perpustakan Dbuku Magetan

Magetan – Di pekan terakhir masa liburan sekolah, anak-anak Magetan mendapat pengalaman menyenangkan.

Sekitar 50 anak, bermain dan belajar di Festival Literasi 2024, Ceria dan Berdaya dengan Membaca, di Perpustakaan Dbuku, Jalan Kenongo Mangkujayan, Magetan.

Acara ini diinisiasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemprov Jatim bersama Dbuku, digelar dua hari, 9-10 Juli 2024.

Tampak anak-anak sedang menyusun mozaik untuk membentuk sebuah gambar pohon. Dikerjakan dengan ‘happy’. Setelah itu, mereka mendengarkan dongeng Kak Toby, tentang pohon Mahoni dan pohon Mangga. Dongeng yang bercerita mengenai etika tak boleh sombong.

“Ini bagian dari upaya Perpustakaan Dbuku untuk memberikan literasi pada anak. Sekarang ini, anak-anak makin jauh dengan literasi karena pengaruh gadget. Di sini, ada dongeng, mozaik asik. Dan, buat orang tua dan guru ada diskusi tentang memilih buku untuk anak, dan bagaimana anak-anak mau membaca,” kata Ketua Dbuku, Lucky Setiyo Herman, Selasa (9/7/2024).

Menurut Lucky, Festival Literasi juga akan diisi diskusi-diskusi pada hari kedua, 10 Juli 2024 untuk membuka ruang kreativitas dan kolaborasi literasi.

Kabid Pelayanan Perpustakaan dan Informasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemprov Jatim, M Arif Widodo mengatakan upaya menumbuhkembangkan lietrasi sejak dini menjadi program Pemprov Jatim.

“Kita ingin membaca itu ceria dan bergembira. Tidak identik dengan hal yang serius. Bermain sambil belajar dan dongeng akan menjadi stimulus anak-anak gemar membaca,” jelasnya.

Menurut Arif Widodo, literasi menjadi hal krusial. Dia mencontohkan pada kasus stunting, sebagian karena kurang literasi.

Dongeng Interaktif Kak Toby di Festival Literasi 2024, di Perpustakaan Dbuku, Selasa (9/7/2024).

Acara festival dibuka dengan Talkshow yang menghadirkan Tokoh Literasi Magetan, Suprawoto.

“Saya tumbuh besar dengan buku, maka sekarang waktunya saya kembali ke rahim buku, meneruskan cita-cita. Bagi saya yang penting sekarang anak-anak itu ingin memegang buku dan dekat dengan buku dan tidak melulu menjadi konsumen teknologi gadget, tetapi juga bisa menciptakan karya melalui literasi,” paparnya.

Suprawoto mengatakan orang boleh hebat setinggi langit, kaya setinggi langit, pintar setinggi langit kalau tidak menulis akan hilang. Tulisan itu abadi, sebelum bisa menulis itu, harus bisa membaca terlebih dahulu. (far/mk)

Berita Terkait

Hot this week

Berita Terbaru

Advertisementspot_img
- Advertisement -

Popular Categories