Senin, 20 Januari 2025

Pilkada dan Dangdut Koplo

MEMBACA tulisan Opini yang ditulis Mas Didik tentang Goyang Koplo “Cak Sodiq” terasa sangat renyah dan mengasyikan. Memang kebetulan pas juga, saya penyuka dangdut modern apalagi bergenre koplo. Deretan lagu yang dinyanyikan mulai dari era alm Didi Kempot, lalu Via Vallen, Yeni Inka, Happy Asmara, Denny caknan hingga Niken Salindry cukup akrab di telinga saya dan masyarakat khususnya di tlatah Mataraman. Lagu mereka di channel youtube ditonton hingga puluhan juta viewers.

Fenomena dangdut koplo ini cukup menarik untuk diamati. Musik dangdut yang sering dipersepsikan musik pinggiran, hiburan warga di kampung, dengan penyanyi yang biasa tampil seronok telah melakukan “transformasi”. Musik dangdut terutama yang bergenre koplo, telah menjadi musik alternatif yang diterima di semua kalamgan.

Bahkan di Istana Kepresidenan, saat HUT Kemerdekaan menjadikan dangdut koplo sebagai “menu wajib”. Maka menjadi viral lagu ” Ojo Dibanding-bandingke” yang dinyanyikan Farel ataupun lagu “Rungkat” yang dibawakan Putri Andriani.

Perubahan dangdut koplo terlihat dari semua aspek. Mulai dari aransemen lagu, pemilihan tema lagu yang lebih segar, alat musik yang digunakan lebih lengkap dan penyanyi yang kekinian, smart, santun dan profesional. Alhasil pentas dangdut menjadi pentas yang menarik, semua orang bisa ikut bergoyang dan terhibur.

Membayangkan transformasi di pentas dangdut koplo ini jadi kebayang salah satu event besar yang sebentar lagi hadir, pentas Pilkada. Membandingkan pentas pilkada dengan pentas dangdut tentu tidaklah aple-to-aple. Tapi setidaknya kita bisa melihat dari sisi “fenomena transformasi” sehingga pentas pilkada bisa menjadi kontestasi yang dinikmati warga masyarakat dengan senyum sumringah.

Kontestasi pilkada sebagai pesta demokrasi rakyat, dalam beberapa dekade ini dikesankan hanya sebagai pentas pertarungan antar calon kepala daerah. Partai pengusung dan calonnya saling pamer kekuatan dan saling menjatuhkan calon lainnya. Saking kerasnya persaingan, tidak jarang membuat warga takut apalagi saat kampanye terbuka. Bahkan sering ada tekanan untuk memilih salah satu calon.

Saya sedang membayangkan fenomena dangdut koplo ini bisa terjadi di Pilkada. Meski terasa aneh tapi bukan berarti tidak mungkin.

Menganalogikan fenomena panggung dangdut koplo dengan pilkada memang tidak sepenuhnya pas. Tapi semangat berubahnya boleh ditiru. Bagaimana caranya?

Pertama, nuansa pilkada harus diarasemen dengan sentuhan baru. Pilkada bukan sekedar kontestasi meraih kekuasaan yang saling menjatuhkan. Pilkada harus bisa menjadi ajang adu gagasan, ide-ide inovasi dan upaya mencari solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat maupun pemerintah daerah. Ide atau gagasan harus membumi, applicable dan menjangkau semua masyarakat. Pilkada sebagai pesta demokrasi rakyat harus membuat rakyat antusias, gembira dan bisa memilih calon sesusi nurani tanpa tekanan siapa pun. Pilkada wajib damai dan menyenangkan.

Kedua, lagu-lagu dangdut koplo yang dibawakan penyanyinya sangat variatif, atraktif dan easy-listening. Di pilkada para “penyanyi” (dibaca sebagai para calon kepala daerah) harus melakukan perubahan pola komunikasinya. Jargon-jargon oldstyle , yang kaku dan bombastis tidak laku lagi. Atau bahkan hujatan atau narasi saling menjatuhkan semestinya sudah harus ditinggalkan. Masyarakat sudah cukup cerdas untuk memilih calon yang dikehendaki.

Ketiga, para penyanyi-nya sekarang semakin bernas. Mereka tidak lagi identik dengan tampil sexy tapi sudah mengisi dengan skill menyanyi yang baik dan profesional. Begitu pula di panggung pilkada, para calon kepala daerah harusnya makin berisi, kompeten, inovatif dan profesional. Mengemban amanah sebagai kepala daerah adalah tugas berat. Perlu memiliki kompetensi lebih.

Jika sekarang saya mengulas dengan dangdut koplo, bukan berarti genre music lain tidak asyik. Boleh lah nanti kita coba juga campursari hingga nge-rock. Dinikmati sambil ngopi. Siapa mau ikut? (*)

*Ditulis oleh, H. M. Nur Sodiq, Calon Bupati Magetan

Berita Terkait

Hot this week

Berita Terbaru

Advertisementspot_img
- Advertisement -

Popular Categories