Magetan – Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Magetan memastikan jumlah luasan yang tak tumbuh optimal, hanya sekitar 15 persen dari total sekitar 20 hektar untuk tanaman bawang merah.
Hal ini disampaikan Kabid Hortikultura DTPHP Magetan, Agustin Nurul Qomariyah, Rabu (12/6/2024) menanggapi persoalan bawang merah di Desa Sidomukti.
Menurut dia, sebagian besar yang tidak tumbuh optimal sampai tak bisa dipanen disebabkan unsur tanah yang rusak.
“Petani tak melakukan jeda tanam, dengan mengganti tanaman lain setelah panen bawang merah, sehingga unsur dalam tanah rusak. Ditambah lagi dengan kelembaban di daerah Palosan yang cukup tinggi. Kami sudah turun ke lapangan dan penyebabnya bukan hama atau gurem,” terangnya.
Manajemen tanam yang seperti menurut Agustin, karena petani mengejar biaya sewa lahan. Katanya, kalau tidak segera ditanam lagi, maka tak bisa menutup biaya sewa lahan. Namun, pengelolaan tanpa rotasi tanam itu, justru membuat unsur tanah rusak sehingga bawang merah tak optimal.
Agustin menjelaskan jauh sebelum sekarang, DTPHP telah memberikan edukasi melalui “sekolah” tanam bawang merah dengan mengedepankan sistem organik.
“Untuk membantu petani, kami telah kirim ‘Bubur California’ dan Asam Humat untuk mengembalikan kesuburan tanah. Petani juga bisa menyediakan bahan sendiri, karena cuma gamping dan belerang. Kami bantu alat dan mendampingi,” katanya.
Selain langkah itu, DTPHP juga akan memberikan edukasi mengenai rotasi tanam yang menjadi sebab utama permasalahan bawang merah di Desa Sidomukti. (far/mk)