Magetan – Pertunjukkan Jatilan Reog Ponorogo menjadi pemuncak acara sosialisasi Cegah Stunting yang digelar BKKBN dengan Komunitas Kopi Cangkir (Kopikir) Magetan, Kamis (22/12/2022).
Tiga pemain Jatilan tak hanya mempertontokan kebolehan melakukan gerak tari, dan akrobatik, mereka juga beradegan guyonan ala ketoprak humor dengan tema mencegah stunting.
Meski, acara sempat molor sejam karena hujan sejak sore, namun berlangsung gayeng. Lebih dari seratus warga Magetan datang. Semua warga mendapat hadiah dari BKKBN.
Dalam acara ini hadir sejumlah narasumber, Sekda Magetan Hergunadi, serta perwakilan dari Dinas Kesehatan, serta Dinas PPKB dan PPPA.
“Kendala dalam penanggulangan stunting ini salah satunya karena stigma, stunting dianggap sebagai aib. Banyak warga malu karenanya. Padahal, stunting karena pola asuh. Bukan juga karena faktor ekonomi,” kata Kabid Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dinas PPKB dan PPPA Magetan, Ahmad Salim.
Dia mengungkap, ada pegawai yang anaknya mengalami stunting. Ada juga pengusaha telur. Artinya, bukan karena faktor ekonomi sebab stunting.
Sejumlah warga tampak antusias mendengarkan dialog stunting. Mereka bahkan bertanya kepada para pejabat soal cara jitu mencegahnya.
Sekda Magetan Hergunadi mengajak warga Magetan untuk peduli terhadap stunting. “Kenapa stunting harus dicegah karena kita membutuhkan generasi cerdas. Sekarang itu yang bersaing SDM-nya,” kata Sekda.
Dinas Kesehatan Magetan menyebut ada 10,15 persen anak di Magetan yang kena stunting. “Kalau melihat persennya ya kecil, cuma 10 persen sekian. Tapi kalau jumlah anaknya, ada hampir 3 ribu anak. Pernikahan dini juga menjadi pencetus sebab stunting,” kata Penyelia Nutrisi Dinas Kesehatan Magetan, Dwi Tutut Yanuarti.
Pemkab Magetan bertekad bebas stunting 2024. Karena itu, peran serta masyarakat dari berbagai elemen diperlukan. (far/mk)