Magetan – Mimpi buruk itu datang lagi. Kawasan Wisata Telaga Sarangan ditutup menyusul pemberlakuan PPKM Darurat 3-20 Juli 2021.
Pelaku usaha yang menggantungkan penghasilan seratus persen dari Telaga Sarangan, sudah “menyerah”.
Rudianto, menyimpan perahunya. Perahu yang biasanya mengantar wisatawan mengelilingi Telaga Sarangan.
Dia turun dari Sarangan ke kawasan kota Magetan yang berjarak lebih dari 15 Kilometer. Rudianto ganti profesi, dari sopir perahu menjadi penjual susu sapi.
Dia berjualan di sekitar masjid Ndoyo, Selosari.
“Mau gimana lagi. Kami hidup seratus persen dari telaga. Kalau ditutup ya nol pemasukan,” katanya, Rabu (7/7/2021).
Dari perahu, Rudianto mendapat penghasilan sejutaan sebulan. Dari susu, belum ada yang tahu.
“Baru hari ini, Mas. Untuk menyambung hidup keluarga,” tambahnya.
Pilihan menjual susu sapi bukan tanpa alasan. Selain dekat dengan pusat susu di Singolangu, susu dianggap kebutuhan yang melonjak di masa pandemi.
“Semoga bisa laris, karena susu bermerek habis diborong,” harapnya.
Rudianto menjual susu sapi, 7 ribu per botol. Kalau per liter, 15 ribu.
“Semoga tak diperpanjang. Tak ada penutupan lagi,” katanya.
Kawasan Wisata Telaga Sarangan ditutup beberapa kali sejak sekitar tahun lalu. Pelaku wisata seperti Rudianto berharap tak bermimpi buruk lagi. (Far/MK)